jangan dibaca

بسم الله الرحمن الرحيم

dikit-dikit menaip
draft-draft terbengkalai

tak kuat mana.

menulis itu jiwa
--perlu. jiwa.
harus bagaimana kalau yang tinggal cuma cebis-cebis
maka yang tertulis hanya tipis
lewat kehendak yang mengugut
'kau harus tulis!'

terlebih sering, kehendak membandingkan
buat aku mati dari menulis
hanya kerna ingin
konteks aksara menjadi seperti, dia
dia,
dia,
atau dia.

'kehendak' mahu seperti 'dia' yang membunuh
dasar yang menghantui pembacaan
takut-takut cuba meniru 'dia'
lalu hanya dijadi peneman
namun tak juga dibaca

--

komplikasi jiwa tak terlayankan
kemampuan menukar aksara menjadi bunga terhenyakkan
habis layu terdatarkan sebagai kenangan
bacakan hatiku
huraikan akalku
goncangkan aku

mohon, jangan dibaca sisi kusutku

No comments: